English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translete Menu
Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info

-Total Readers-

Don't Be a Silent Readers, Put Your Comment Here :)

Senin, 02 Januari 2012

The Seven Light Chapter 7

.
.
.
Disclaimer:
Naruto dengan karakter-karakternya milik Tuan Masashi Kishimoto
.
.
The Seven Light milik saya aka Tania Namikaze
(AU, sedikit OOC, mungkin ada typo, dll)
.
.
Summary:
Setelah setahun menghilang, The Seven Light akhirnya kembali. Organisasi yang berisikan tujuh orang berbakat dengan satu pemimpin itu mulai melakukan pembunuhan yang tidak jelas tujuannya. Apa yang akan terjadi pada organisasi ini jika anggotanya mulai berpikiran untuk melenyapkan organisasi tersebut?
.
.
.
Chapter Sebelumnya:
.
.
.
"Mungkin saja yang akan datang adalah Itachi Uchiha, salah satu Komandan kepolisian di Konoha. Neji Hyuuga, salah satu detektive di Konoha. Hana Inuzuka, bawahan Itachi yang bertugas melatih anjing pelacak. Shizune, salah satu detektive yang berasal dari Suna dan Kiba Inuzuka. Shizune dan Kiba adalah mata-mata yang ditugaskan untuk menyelidiki Kakashi. Kiba itu juga teman sekelasku," jelas Naruto panjang lebar.
.
.
"Mereka menyuruh kami untuk memberitahukan siapa saja tujuh orang anggota The Seven Light," sahut Konan tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan. "Sekarang bagaimana? Apa kau juga akan menyetujuinya?"
.
.
"Jadi begini, nanti kau dan Shikamaru masuk ke tempat rapat melalui jendela di sebelah barat dan kalian berdua harus menggunakan jubah dan topeng Seven Light kalian. Apa kau bisa menebak apa yang akan terjadi?" tanya Nagato sambil melihat Naruto sekilas dan kembali fokus pada jalanan.
.
.
"Seperti yang kalian lihat," sahut Shikamaru. "Sekarang kami berdua akan memberitahukan tujuh orang anggota The Seven Light kepada kalian. Dan kuharap kalian bersiap-siap saja sebelum mendengarnya," tambah Shikamaru.
"Red Light adalah Kushina Namikaze. Orange Light adalah aku. Yellow Light adalah Minato Namikaze," ucap Naruto.
"Green Light adalah aku. Blue Light adalah Sasuke Uchiha. Indigo Light adalah Hinata Hyuuga dan Purple Light adalah Ino Yamanaka. Bagaimana? Sekarang apa yang kalian lakukan?" lanjut Shikamaru.
.
.
.
-Chapter 7-
Biasanya langit di atas Konoha selalu memperlihatkan keindahannya dengan berbagai macam rasi bintang di atas sana. Tapi, tidak untuk kali ini. Awan mendung terus saja menghalangi para kawanan bintang untuk memperlihatkan cahayanya yang redup. Bahkan sinar sang dewi malam yang biasanya terlihat begitu mengagumkan kini nampak bersembunyi di belakang sekumpulan awan hitam yang siap kapan saja untuk memuntahkan jutaan liter air ke atas Konoha.
Cahaya-cahaya lampu rumah di Konoha sudah mulai menghilang satu demi satu yang menandakan bahwa si penghuni rumah sudah bersiap untuk menuju ke alam mimpi mereka masing-masing. Ini membuat keadaan di Konoha semakin sunyi daripada hari-hari biasanya. Angin malam kali ini juga lebih dingin dari biasanya, membuat setiap orang mulai menutup jendela rumah mereka masing-masing.
"Angin malam ini dingin sekali," gumam seorang wanita berambut keunguan. Dia mulai berjalan untuk menutup jendela yang terbuka di belakangnya. Bukan hanya jendela, kordennya pun ia tarik guna menutupi jendela dengan bingkai kayu cendana tersebut.
"Bagaimana? Kalian merasa terkejut dengan semua kebenaran ini?" terdengar ada suara laki-laki yang membuat wanita ini kembali ke tempatnya semula.
"A..apa mak..sud kalian ber..berdua? Ka..lian pasti bercanda, kan?" kali ini terdengar suara yang meluncur dari mulut seorang pemuda bermata lavender.
"Kalian seolah-olah mengatakan adikku seorang penjahat. Ini bukan saatnya untuk bercanda. Sebaiknya hentikan omongan kosong kalian berdua. Aku tahu, kalian pasti hanya bersandiwara, bukan? Datang seolah-olah kalian adalah Orange dan Green Light. Tapi, sebenarnya kalian hanya berusaha menutupi kebenaran bahwa kalian berlima sebenarnya tidak mengetahui siapa saja anggota Seven Light. Benar begitu, kan? Lalu kalian mengatakan bahwa adikku salah satu di antara ketujuh anggota Seven Light. Itu hanya kebohongan kalian, bukan? Benar begitu kan, Yahiko?" bentak Komandan kepolisian yang sekarang sedang menatap mata seseorang yang bernama Yahiko untuk meminta kebenaran dengan perkataannya barusan.
"Kau salah Itachi. Semua yang dikatakan oleh Naruto dan Shikamaru adalah benar. Dan memang benar adikmu adalah salah satu anggota The Seven Light yang selama ini kalian incar," sahut pemuda berambut oranye tersebut.
Melihat sinar kejujuran dari mata Yahiko. Itachi akhirnya hanya bisa menyerah dengan kenyataan yang dia dengar saat ini. Tubuhnya mulai melemas dengan kepala yang menunduk memikirkan nasib adik kesayangannya itu. Dia sendiri bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Tugasnya adalah untuk menangkap anggota The Seven Light. Tapi, salah satu di antara mereka adalah adiknya sendiri. Haruskah dia menangkap adiknya sendiri demi menyelesaikan misinya selama ini?
"Blue Light adalah Sasuke Uchiha,"
Kata-kata itu terus saja terngiang-ngiang di kepalanya.
Bukan hanya Itachi yang merasakan hal seperti itu, Neji yang merupakan salah satu peserta rapat di Hotel Kaito itu pun juga merasakan hal yang sama dengan yang dirasakan oleh Komandannya.
"Lalu apa yang harus kami lakukan? Apa kami harus menangkap kalian bertujuh?" melihat dua orang rekannya yang sangat terpukul, Hana berani mengeluarkan suaranya walaupun dia sebenarnya takut dengan dua orang yang berada di hadapannya –Naruto dan Shikamaru–.
"Itu terserah kalian, hanya saja kalian tidak akan bisa menangkap empat orang dari anggota The Seven Light," sahut Shikamaru.
"Kenapa tidak bisa? Kami bisa saja menangkap kalian bertujuh. Lagipula, kami sudah mengetahui siapa saja yang harus kami tangkap," ucap Shizune tanpa memperhatikan hati dua rekannya yang sekarang sedang terpukul.
"Itu karena ada empat orang yang bergabung dengan organisasi itu untuk menghancurkan organisasi tersebut. Mereka berempat adalah anggota FBI. Jika kalian berani menangkap mereka, maka kalian akan berurusan dengan kepolisian di seluruh dunia. Itu bisa saja menyebabkan kalian masuk ke penjara. Kalian paham?" sahut Nagato yang sedari tadi hanya berdiam diri.
"Jadi begitu. Ternyata FBI bertindak lebih cepat daripada kami. Mereka sampai bisa menyusupkan anggotanya ke dalam organisasi tersebut. Biar aku tebak, kalian berdua pasti anggota FBI tersebut, bukan?"
"Wah, ternyata sebagai seorang detektive, instingmu hebat juga ya, Kak Shizune," sahut Shikamaru.
"Jadi kalian berdua itu anggota FBI. Tapi, tetap saja kalian berdua itu penjahat. Kalian telah menghilangkan nyawa seseorang dengan mudahnya. Lalu yang pada saat itu membunuh Kisame adalah Orange Light dan itu berarti kau, Naruto. Dan semua percakapan yang aku dengar dari Shikamaru dan Ino waktu itu di sekolah sudah jelas sekarang. Walaupun kalian anggota FBI, kalian tetap saja penjahat dan harus ditangkap," ucap Kiba sambil berdiri dengan jari telunjuknya yang mengarah ke Shikamaru dan Naruto.
"Itu tetap tidak bi-," ucapan Yahiko tiba-tiba saja dipotong oleh Nagato.
"Tapi, ada dua orang yang tidak akan pernah bisa kalian tangkap. Mereka adalah Minato Namikaze dan Kushina Namikaze, orangtua Naruto. Mereka berdua adalah anggota FBI yang mendapat tugas untuk menyelidiki apakah berita yang dikirim pimpinan Iwa benar atau tidak,"
"Berita?" tanya Hana.
"Ya, berita yang mengatakan bahwa ada seseorang yang mengancam pimpinan Iwa dan si pengancam tersebut juga mengatakan bahwa dia akan membentuk sebuah organisasi. Dan ternyata berita tersebut benar, mereka pun menemukan sebuah organisasi yang mencurigakan tersebut. Untuk menyelidikinya lebih jauh, mereka pun berusaha agar mereka dapat bergabung dengan organsasi tersebut," sahut Nagato.
"Tapi selama mereka berdua bergabung dengan organisasi tersebut, mereka belum berhasil untuk mengetahui siapa sebenarnya ketua organisasi tersebut. Karena itulah, mereka berdua meminta bantuan Naruto, Shikamaru, Nagato, Yahiko dan aku," tambah Konan.
"Ohh..jadi begitu. Sekarang aku mulai mengerti, kalian berlima mengundang kami kemari pasti untuk meminta bantuan kami agar kami mau bekerjasama untuk menyelidiki siapa sebenarnya ketua The Seven Light, benar begitu?"
"Lagi-lagi tebakanmu benar, Kak Shizune," ucap Shikamaru.
"Tapi, kami sudah mengetahui siapa sebenarnya ketua The Seven Light," ucap Kiba tiba-tiba sembari duduk di tempatnya semula.
"Siapa? Jangan-jangan kalian berpikiran kalau ketua The Seven Light itu Kakashi," ucap Naruto dan perkataan Naruto membuat lima orang dihadapannya menjadi terkejut.
"Darimana kau tahu kalau kami berpikiran seperti itu?" tanya Kiba.
"Asal kalian tahu saja, Kakashi itu memang orang yang selalu memberi perintah pada Seven Light, tapi, bukan berarti dia adalah ketua The Seven Light. Dia itu juga memiliki tujuan yang sama dengan kami yaitu untuk membongkar siapa sebenarnya pimpinan organisasi tersebut. Hanya saja, pada saat dia berusaha menyusup ke komputer organisasi tersebut dia meninggalkan banyak jejak dan mungkin saja sekarang dia itu sudah disekap oleh pimpinan The Seven Light. Karena itulah dia tidak pernah terlihat di sekolah," jelas Naruto panjang lebar dengan nadanya yang datar.
"Darimana kau tahu kalau Kakashi pernah menyusup ke komputer The Seven Light?" tanya Shizune bingung.
"Tentu saja aku mengetahuinya. Itu karena aku dan Shikamaru sudah sangat sering menyususp ke komputer organisasi tersebut," jelas Naruto.
"Sekarang kalian sudah tahu kan, kalau Kakashi itu bukanlah ketua The Seven Light. Dan satu lagi, jika kalian hanya menangkap anggota The Seven Light maka di tahun-tahun berikutnya akan muncul The Seven Light yang lain. Karena itu, kalian harus mau membantu kami untuk menangkap ketua organisasi The Seven Light," ucap Nagato sambil menatap lima orang yang duduk di hadapan juniornya.
"Mmm..baiklah. Kami akan membantu kalian," ucap Itachi tiba-tiba. "Dan sudah kuputuskan bahwa aku tidak akan menangkap anggota The Seven Light," lanjut Itachi.
"Itachi, maksudmu apa?" sepertinya Hana tidak suka dengan pernyataan Komandannya tersebut.
"Ya, aku tidak akan menangkap anggota The Seven Light. Mendengar dari semua perkataan Naruto, Shikamaru, Nagato, Yahiko dan Konan. Sepertinya anggota The Seven Light dan juga Kakashi adalah korban, mereka berdelapan hanya dimanfaatkan oleh ketua organisasi tersebut," sahut Itachi.
"Tapi-," ucapan Hana tiba-tiba saja dipotong oleh Shizune.
"Sebenarnya aku juga berpikiran seperti itu,"
"Aku juga," tambah Neji.
"Kalau begitu sudah diputuskan bahwa kami tidak akan menangkap anggota The Seven Light. Sebaiknya sekarang kita mulai untuk membicarakan siapa sebenarnya ketua The Seven Light," ucap Kiba.
"Baiklah, tapi kita tidak akan membicarakannya di sini. Kita akan membicarakannya di rumahku bersama lima anggota The Seven Light yang lain. Shikamaru dan Kak Konan, tolong jemput Ino. Kak Nagato dan Kak Yahiko, tolong jemput Sasuke. Sedangkan aku akan menjemput Hinata, karena itu aku mau pinjam mobil milik Kak Nagato," ucap Naruto.
"Ya sudah, ini," sahut Nagato sambil memberikan kunci mobilnya ke Naruto.
"Kalau begitu kita berangkat sekarang," ucap Yahiko.
.
(o^o)
.
"Tch! Password salah, lagi-lagi salah. Kenapa menyusup ke komputer ini sulit sekali, padahal saat menyusup ke komputer kepolisian Konoha itu sangat mudah," gerutu seseorang bermata onyx di kamarnya. Dia terlihat sangat sibuk dengan keyboard komputernya. Berkali-kali dia menggerutu sendirian di kamarnya yang hanya bercahayakan lampu meja.
Uchiha Sasuke, itulah pemuda yang sekarang sedang berusaha menyusup ke dalam komputer sebuah organisasi yang ingin ia hancurkan selama ini. Walaupun sebenarnya, dia merupakan anggota dari organisasi tersebut. Tapi, keinginannya untuk melenyapkan organisasi tersebut sangatlah besar.
Tak beberapa lama, terdengar bel rumahnya berbunyi.
TING! TONG! TING! TONG!
"Tch! Siapa sih yang bertamu malam-malam gini," gerutunya sebelum dia bangun dari posisinya dan pergi menuju pintu rumahnya.
KRIET!
Terdengar suara pintu dibuka oleh si pemilik rumah. Kali ini, mata hitamnya menangkap dua sosok yang berdiri di hadapannya dengan rambut berwarna oranye dan merah kehitaman.
"Kalian siapa?"
.
(o^o)
.
Di jalanan Konoha terlihat mobil berwarna hitam sedang melaju dengan agak kencang. Seseorang yang mengemudikannya sedang menelpon seseorang dengan handphonenya.
"Halo, Na..Naruto. Tumben kau menelponku, a..ada perlu apa?" terdengar suara di seberang telepon.
"Ah, Hinata. Maaf, malam-malam mengganggu. Aku ingin menemuimu sekarang. Ada yang ingin kubicarakan. Sebaiknya sekarang kau siap-siap. Sebentar lagi, aku sampai di depan rumahmu," balas Naruto.
"Mmm..baiklah, sampai jumpa,"
"Sampai jumpa," sambungan pun terputus.
.
(o^o)
.
JLEB! JLEB! JLEB! JLEB!
Empat anak panah menancap dengan tepat di titik paling tengah papan sasaran. Warna merah yang berada di tengahnya kini sudah tak terlihat karena empat anak panah yang menancap tepat di sana.
"Nona Ino memang sangat pandai memanah. Sangat mirip dengan Tuan Inoichi," ucap seseorang yang merupakan pelayan di sana.
"Terimakasih. Sudah seharusnya aku pandai dalam hal ini," sahut seorang gadis sambil mengambil anak panah yang berada di punggungnya. Dia sekarang sedang berada di halaman belakang rumahnya. Walaupun cuaca saat ini mendung, tapi dia tetap melakukan kegiatan rutinnya tersebut.
'Ya, aku adalah putri tunggal keluarga Yamanaka. Sudah seharusnya aku pandai dalam hal ini. Ini kulakukan agar aku bisa membalas dendam pada orang yang telah membunuh saudara-saudaraku di Iwa dua tahun yang lalu. Aku pasti akan menemukanmu, ketua The Seven Light,' batinnya seraya melepas anak panah. Dan anak panah tersebut lagi-lagi tepat mengenai sasaran.
Baru saja dia akan mengambil anak panah berikutnya. Tiba-tiba saja salah satu pelayannya datang.
"Nona Ino, ada orang yang mencari Nona di luar," ucapnya seraya menunduk.
"Siapa?"
"Saya juga tidak tahu. Tapi, salah satunya itu Tuan Nara," sahut sang pelayan.
'Nara? Jangan-jangan Shikamaru? Ada apa ia mencariku?' batin Ino.
"Baiklah, sebentar lagi aku akan ke sana,"
.
(o^o)
.
Di depan Mansion Hyuuga terlihat sebuah mobil hitam sedang berhenti di sana. Beberapa saat kemudian, keluarlah sosok pemuda berambut kuning dengan mata birunya yang bagaikan samudera dari mobil tersebut.
"Na..Naruto, kau sudah datang," sapa sang pemilik Mansion yang ternyata sudah sedari tadi berdiri di depan rumahnya sendiri menunggu seseorang untuk menjemputnya. Dia mengenakan baju berwarna lavender berlengan pendek dan rok selutut yang berwarna hampir sama dengan baju yang ia kenakan.
"Hinata, maaf lama menunggu. Ayo, cepat masuk," ujar Naruto sambil membukakan pintu di samping tempat duduk pengemudi.
Setelah Hinata dan Naruto berada di dalam. Mobil itu pun segera melesat menjauhi Mansion Hyuuga.
"Na..Naruto, sebenarnya ada apa?" Hinata mulai membuka percakapan di dalam mobil milik Nagato tersebut.
"Sebenarnya begini Hinata. Ini ada hubungannya dengan The Seven Light. Kepolisian Konoha sudah mengetahui semua orang yang berada di dalam organisasi tersebut,"
"Maksudmu? Si..siapa yang.." Hinata hanya bisa menatap Naruto dengan tidak percaya bahkan ia pun tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
"Akulah yang memberitahu mereka,"
"Ke..kenapa?" lagi-lagi Hinata tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena kali ini tubunya pun ikut bergetar.
Naruto yang melihat Hinata begitu terkejut pun merasa kasihan padanya. "Tenanglah, Hinata. Aku akan memberitahumu semua hal yang sudah terjadi. Tapi, kau tenang ya," ucapnya sambil menggenggam tangan kanan Hinata dengan tangan kirinya.
Sedangkan Hinata hanya bisa menganggukkan kepalanya. Melihat Hinata sudah agak tenang, Naruto pun mulai menceritakan semua hal yang terjadi pada Hinata termasuk bahwa dia sebenarnya adalah anggota FBI.
.
(o^o)
.
"Jadi itu yang terjadi. Baiklah, aku akan ikut dengan kalian. Lagipula, tujuanku juga sama dengan kalian," ucap seorang pemuda sambil mengubah posisinya yang semula duduk di sofanya menjadi berdiri.
"Maksudmu?" tanya Yahiko pada pemuda di hadapannya.
"Asal kalian berdua tahu, sebenarnya tujuanku bergabung kembali dengan organisasi itu adalah untuk menghancurkannya. Aku melakukannya demi membantu kakakku," sahutnya.
"Baguslah kalau begitu. Sepertinya Itachi tidak perlu mengkhawatirkanmu," ujar Yahiko.
"Kita pergi sekarang," Nagato pun segera berdiri dan berjalan menuju pintu keluar di rumah keluarga Uchiha tersebut.
.
(o^o)
.
"Hinata, kau tidak apa-apa, kan?" tanya Naruto cemas.
"Aku ti..tidak a..apa-apa. Aku hanya se..sedikit terkejut," sahut Hinata yang baru saja mendengar sebuah cerita dari mulut Naruto. Baginya cerita tersebut seperti dongeng. Tapi, dia harus berani mengakui kalau itu semua adalah nyata. Semuanya merupakan hal yang benar-benar terjadi. Kali ini, dia hanya bingung tentang apa yang harus dia lakukan.
Sementara Hinata sibuk dengan pikirannya sendiri. Naruto sepertinya juga tidak terlalu fokus dengan jalan di depan. Berkali-kali dia terus melihat kaca spion mobil yang terletak di depannya. Bahkan, dia sempat menoleh ke belakang satu kali.
"Naruto, ada a..pa?" Hinata nampak khawatir melihat Naruto yang terlihat agak aneh.
"Ti..tidak apa-apa, Hinata," sahut Naruto bohong sambil kembali fokus dengan jalanan di depannya.
'Sepertinya sejak tadi ada yang mengikutiku,' batin Naruto sambil melihat kaca spion mobil yang memantulkan bayangan mobil hitam yang sejak tadi terus berada di belakang mobil yang dikendarainya.
'Aku harus melakukan sesuatu,' batinnya lagi.
.
(o^o)
.
"Bagimana Ino? Kau akan ikut dengan kami atau tidak?" ucap Shikamaru tiba-tiba yang berhasil memecah keheningan yang sempat melanda tiga orang yang sedang berdiri di depan sebuah rumah bergaya tradisional Jepang.
"Baiklah, aku akan ikut dengan kalian. Lagipula sejak awal aku bergabung dengan organisasi itu hanya untuk membalas dendam,"
"Membalas dendam? Maksudmu?" tanya Shikamaru kepada sahabatnya tersebut.
"Kau tahu Shikamaru. Keluargaku yang berada di Iwa, dua tahun yang lalu dibunuh oleh seseorang. Dan orang tersebut kabarnya akan membentuk sebuah organisasi. Pada akhirnya, aku tahu organisasi itu adalah The Seven Light dan aku bertekad untuk menemukan orang tersebut," sahut Ino.
"Jadi pembunuhan masal di Iwa itu adalah keluargamu. Aku turut menyesal karena kami pada saat itu tidak berhasil menyelamatkannya," ucap Konan tiba-tiba.
"Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Aku tahu, pada saat itu anggota FBI sudah berusaha sekeras mungkin. Sekarang, bagaimana kalau kita berangkat saja sebelum si Naruto itu marah dengan kita," ucap Ino sambil tersenyum.
.
(o^o)
.
"Naruto, a..apa kau yakin kau ti..tidak apa-apa?" tanya Hinata lagi. Sudah beberapa kali dia menanyakan hal tersebut kepada Naruto.
"Ya, aku tidak apa-apa. Oh ya, Hinata, aku ingin kita bicara dulu di suatu tempat,"
"Mm..baiklah, i..itu terserahmu saja,"
Naruto tidak menanggapi pernyataan Hinata. Dia terlihat sibuk dengan handphonenya. Tangan kanannya bergerak dengan lihai di atas keyboard handphonenya sedangkan tangan kirinya tetap berada di atas setir mobilnya.
'Bagus. Sudah terkirim. Semoga mereka berdua cepat datang,' batin Naruto sambil memutar kemudinya ke arah sebaliknya. Terlihat mobil hitam di belakang mereka juga ikut memutar kemudi dan kini berada di belakang mereka lagi.
'Ternyata benar. Mobil itu mengikuti kami. Sebenarnya mau mobil itu apa?' batin Naruto sambil memberhentikan mobil Nagato di dekat taman Konoha.
"Kenapa ki..kita ke sini?"
"Tadi aku kan sudah bilang kalau aku ingin berbicara denganmu. Ayo, kita turun," ajak Naruto.
Tidak jauh dari mereka, terlihat sebuah mobil hitam juga berhenti di sekitar taman Konoha. Sang pengemudi mobil itu juga terlihat turun dan dengan cepat menuju ke sekumpulan semak yang ada di taman Konoha.
Naruto sedang membukakan pintu mobil untuk Hinata. Walaupun, kali ini pandangannya tertuju pada Hinata. Tapi, dia dapat melihat ada seseorang yang keluar dari mobil hitam yang mengikutinya dengan ekor matanya.
'Jadi dia memang benar-benar mengikuti kami. Setelah ini apa yang akan dia lakukan?' batin Naruto.
"Na..Naruto, kenapa kau diam?"
Pertanyaan Hinata berhasil menghilangkan lamunannya.
"Tidak, ayo kita cari tempat duduk," sahut Naruto sambil menarik tangan kiri Hinata dengan tangan kanannya. Sedangkan Hinata hanya bisa menurut dan kali ini nampak semburat merah terpatri indah di wajahnya.
"Bagaimana kalau kita duduk di sana, Hinata?" tanya Naruto sambil menunjuk sebuah bangku taman yang terletak di bawah pohon Tsubaki.
"Bo..boleh," sahut Hinata sambil menundukkan kepalanya sedangkan Naruto hanya dapat tersenyum melihat tingkah gadis di sebelahnya tersebut.
Selang beberapa detik, mereka pun sudah duduk di bangku tersebut. Malam itu, bintang nampak tak terlihat satu pun. Yang terlihat hanyalah gumpalan awan hitam yang sepertinya akan segera menangis. Angin malam itu pun sangat dingin, membuat Hinata sedikit menggigil.
Melihat Hinata yang menggigil, Naruto pun segera melepaskan jaket putihnya dan meletakkannya di punggung Hinata.
"Gunakan ini, sepertinya kau kedinginan," ujar Naruto sambil tersenyum hangat.
"Ba..baik," sahut Hinata dengan semburat merah yang masih tetap menghiasi wajahnya.
Tidak jauh dari tempat mereka berdua, terlihat seorang pria sedang mengintai mereka dari semak-semak.
"Hi..Hinata, aku ingin membicarakan sesuatu,"
"A..apa?"
"Kau dulu pernah bertanya kenapa aku mau bergabung kembali dengan The Seven Light, bukan?"
"Iya, tapi alasanmu pasti karena kau anggota FBI, kan?"
"Bu..bukan Hinata, sebenarnya bukan itu. Aku bergabung karena aku ingin melindungimu," ucap Naruto sambil melihat Hinata. Biru bertemu dengan abu-abu. "Ka..karena aku mencintaimu," lanjut Naruto seraya menggenggam tangan kiri Hinata dengan tangan kanannya.
"Na..Naruto," hanya itu yang keluar dari mulut Hinata. Tiba-tiba saja pandangan Hinata menjadi kabur. Pandangannya mengabur karena terhalangi oleh air yang sedang menggenang di matanya. Perlahan air itu pun mengalir turun, membasahi pipinya yang masih dihiasi warna merah.
"Hi..Hinata, kenapa kau menangis? Maaf, jika kata-kataku yang tadi salah," Naruto panik dan ia pun segera menghapus air mata Hinata dengan tangan kirinya yang bebas.
Hinata yangg menyadari hal tersebut, segera memegang tangan kiri Naruto dengan tangan kanannya.
Ia pun menggeleng, "tidak Naruto. Kau tidak salah. Se..sebenarnya aku juga menyukaimu, hanya saja aku terlalu takut u..untuk mengatakannya," aku Hinata dengan wajahnya yang semakin memerah.
"Hi..Hinata," Naruto pun segera memeluk Hinata. "Te..terimakasih, kalau begitu mulai sekarang kau menjadi kekasihku. Kau mau, kan?"
Naruto dapat merasakan kalau Hinata mengangguk di dalam pelukannya.
"Iya, aku akan berusaha menjadi yang terbaik untukmu, Naruto,"
"Kalau begitu, kau berhenti menangis, Hinata," ujar Naruto sembari melepas Hinata dari pelukannya dan ia pun segera menghapus air mata Hinata dengan kedua tangannya.
Kali ini mereka berdua pun saling pandang. Lagi-lagi, biru bertemu dengan abu-abu. Tidak ada satu pun dari mereka yang mengeluarkan suara. Mereka hanya berkomunikasi dengan menggunakan mata mereka.
Mengerti dengan maksud masing-masing, tubuh mereka pun mulai bergerak mengikuti insting masing-masing.
Mereka mulai berdekatan. Kali ini, Naruto sedikit memiringkan kepalanya. Terlihat Hinata yang sudah menutup matanya. Naruto mulai mendekati Hinata. Hidung mereka berdua pun sudah bersentuhan. Mereka berdua kali ini bisa merasakan deru nafas satu sama lain. Tinggal beberapa inci lagi, bibir mereka akan bersentuhan.
BRAK!
Tiba-tiba terdengar suara berisik dari arah semak-semak dan hal itu membuat mereka segera menghentikan kegiatan mereka dan segera menjauhkan diri satu sama lainnya. Wajah mereka berdua sudah benar-benar memerah. Hinata segera memalingkan wajahnya guna menyembunyikan rona merahnya begitu pula yang dilakukan oleh Naruto.
'Na..Naruto,' batin Hinata.
'Aku benar-benar menjadi gugup. Padahal tinggal sedikit lagi. Tunggu dulu, bukan saatnya memikirkan hal tersebut. Sebaiknya, aku segera memeriksa ada apa di dalam semak-semak tersebut,' batin Naruto.
"Hinata, apa tadi kau mendengar suara dari semak-semak itu?" tanya Naruto sambil menunjuk semak-semak di sebelah kirinya.
"I..iya, aku mendengarnya Naruto,"
"Sebaiknya kita ke sana, kau berjalan di belakangku ya, Hinata," saran Naruto. Dan mereka berdua pun segera mendekat ke semak-semak tersebut dengan cara mengendap-ngendap.
Sesampainya mereka di sana, hal yang mereka lihat adalah dua orang lelaki yang sedang berdiri dengan satu orang laki-laki lain yang tersungkur di atas tanah. Merasa dirinya mengenal kedua laki-laki tersebut, Naruto pun segera membuka suaranya.
"Itsumo? Kotetsu?"
"Ah, Tuan Muda Naruto. Sesuai dengan pesan Tuan Muda, kami sudah datang kemari dan telah berhasil membuat orang ini pingsan," lapor Itsumo.
"Bagus kalau begitu, sekarang kalian berdua bawa orang itu ke rumah," perintah Naruto kepada dua orang penjaga rumahnya.
Saat di perjalan ke rumah Naruto, Hinata yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi menanyakan semuanya pada Naruto.
"Na..Naruto, orang itu siapa?"
"Entahlah, aku juga tidak tahu. Yang pasti sejak tadi orang tersebut mengikuti kita. Karena itu aku mengirim pesan kepada Kotetsu dan Itsumo untuk menangkapnya,"
"Jadi karena itu kau mengajakku pergi ke taman. Jangan-jangan perkataanmu yang tadi juga bagian dari rencanamu," ujar Hinata sambil menundukkan kepalanya.
"Tidak Hinata, bukan begitu. Perkataanku yang tadi itu benar. Aku benar-benar menyukaimu sejak kecil, Hinata," ucap Naruto sambil menggenggam tangan Hinata. Berusaha untuk memberikan kepercayaan kepada Hinata.
Setelah beberapa saat, akhirnya Hinata mengangguk. "Iya Naruto, aku memepercayaimu," sahut Hinata sambil tersenyum ke arah Naruto.
"Terimakasih, Hinata," Naruto pun kembali fokus dengan jalanan di depannya. Sedangkan Kotetsu dan Itsumo berada di belakang mobil yang dikendarai Naruto. Mereka berdua menggunakan mobil yang terpisah dengan Naruto.
.
(o^o)
.
Di kediaman Namikaze sudah berkumpul banyak sekali orang di antaranya para kepolisian Konoha khusus penyelidikan kasus pembunuhan berantai, lima orang anggota The Seven Light ditambah tiga orang anggota FBI.
Di sana mereka semua mulai menceritakan semua tujuan mereka yang sebenarnya sama yaitu untuk mengetahui ketua The Seven Light dan untuk menghancurkan organisasi tersebut.
"Jadi sekarang kalian semua sudah mengerti satu sama lainnya, kan?" tanya sang pemilik rumah, Minato Namikaze.
Tiba-tiba saja pintu rumah tersebut dibuka oleh seseorang. Masuklah dua orang remaja berambut kuning dan berambut indigo.
"Kemana saja kalian berdua?" Shikamaru menghampiri dua sahabatnya itu.
"Tadi di tengah jalan ada sedikit masalah," sahut Naruto.
"Masalah?" alis Shikamaru sedikit terangkat.
Beberapa saat kemudian, masuklah Itsumo dan Kotetsu sambil memapah seseorang. Mereka meletakkan orang tersebut di atas sofa, terlihat kalau tangan dan kaki orang tersebut terikat. Dan Naruto pun mulai menceritakan semua hal yang terjadi kecuali percakapan dia dan Hinata di taman.
"Tunggu dulu, sepertinya aku mengenal orang ini," ucap Neji tiba-tiba.
"Memangnya kau mengenalnya, Neji?" tanya Itachi.
"Dia ini Aoba, salah satu bawahanku yang ternyata bawahan The Seven Light. Apa kalian bertujuh tidak mengenalnya?" Neji kali ini menatap ketujuh orang yang merupakan anggota The Seven Light.
"Kami tidak mengenalnya," sahut Sasuke.
DI! DIT! DI! DIT!
Tiba-tiba saja, ada suara handphone di tengah ruang tersebut.
"Itu suara handphone siapa?" tanya Kiba.
"Sepertinya dari saku baju Aoba," sahut Naruto dan ia pun segera mengambil handphone yang ada di situ.
Rupanya benar, itu adalah suara handphone milik Aoba. Di layar monitor handphone tersebut terlihat ada sebuah pesan yang masuk. Naruto pun segera membaca pesan tersebut.
"Ada apa Naruto? Kenapa kau tersenyum seperti itu?" Yahiko melihat Naruto tersenyum aneh kali ini.
"Kalian tahu, hanya dengan membaca pesan ini aku sudah tahu siapa sebenarnya ketua The Seven Light," sahut Naruto dan detik itu juga hujan pun mulai turun di luar sana yang disertai dengan petir menyambar.
.
.
.
Chapter 7 -end-

0 komentar:

Posting Komentar

Cara mudah berkomentar:
1. Isi kolom komentar
2. Pilih berkomentar sebagai anonymous
3. Publikasikan
:)
put u'r comment here.