English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translete Menu
Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info

-Total Readers-

Don't Be a Silent Readers, Put Your Comment Here :)

Senin, 02 Januari 2012

The Seven Light Chapter 6

.
.
.
Disclaimer:
Naruto dengan karakter-karakternya milik Tuan Masashi Kishimoto
.
.
The Seven Light milik saya aka Tania Namikaze
(AU, sedikit OOC, mungkin ada typo, dll)
.
.
Summary:
Setelah setahun menghilang, The Seven Light akhirnya kembali. Organisasi yang berisikan tujuh orang berbakat dengan satu pemimpin itu mulai melakukan pembunuhan yang tidak jelas tujuannya. Apa yang akan terjadi pada organisasi ini jika anggotanya mulai berpikiran untuk melenyapkan organisasi tersebut?
.
.
.
Chapter Sebelumnya:
.
.
.
Yahiko, Nagato dan Konan adalah anggota FBI yang berasal dari Konoha. Mereka bertiga ini bersahabat sejak kecil dan semenjak masuk ke FBI, mereka bertiga tidak pernah terpisahkan. Seperti sekarang ini, mereka sedang menjalankan suatu tugas dan yang meminta mereka untuk mengerjakan tugas ini adalah mantan seniornya di FBI yaitu Minato Namikaze dan Kushina Uzumaki atau lebih tepatnya dikatakan Kushina Namikaze.
.
.
"Oh ya Konan, kau sudah mengirim pesan ke mereka?" kali ini, Yahiko mengalihkan pandangannya ke wanita yang ada di sebelahnya.
"Sudah,"
"Bagaimana tanggapan mereka?"
"Mereka akan membantu kita. Tapi, mereka mengajukan sebuah syarat,"
"Hh, sebenarnya mau mereka apa sih? Seharusnya mereka bersyukur karena kita mau mengajak mereka untuk bekerjasama. Tapi, mereka malah mengajukan syarat," muka Yahiko sudah terlihat sangat kesal.
"Tenanglah, Yahiko," Nagato berusaha menenangkan orang di hadapannya itu. "Lalu, mereka mengajukan syarat apa?" lanjut Nagato.
.
.
.
Chapter 6
Sekarang sudah menunjukkan sekitar pukul sebelas pagi, mentari sudah mulai meninggi dengan agungnya. Kehangatan yang semula tidak terlalu panas, kini sudah mulai memanas sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu menuju siang.
Di jalanan Konoha, sudah banyak kendaran yang berlalu lalang dengan cepatnya. Di beberapa jalan sudah terjadi kemacatan yang sangat panjang. Tidak ada satu orang pun yang tahu kapan kemacetan itu akan berakhir, seiring semakin banyaknya terdengar klakson kendaraan yang saling bersautan agar dapat maju terlebih dahulu. Bukan hanya kendaran saja yang bersuara di sana, penumpang di dalamnya pun pasti sudah banyak berbicara sejak tadi.
"Minato, kira-kira kapan ini akan berakhir? Aku sudah sangat khawatir dengan Naruto,"
"Tenanglah, Kushina. Sebentar lagi pasti kita sudah sampai di rumah," Minato mencoba menenangkan istrinya yang berada di sebelahnya.
Melihat lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau, Minato segera menjalankan mobilnya. Tidak sampai lima meter, mobilnya pun berhenti karena lampu lalu lintas berubah warna kembali.
"Kita benar-benar terjebak di sini. Kushina, coba kau hubungi dia,"
"Sejak tadi aku sudah berusaha menghubunginya tapi belum ada jawaban," Kushina masih terlihat sibuk dengan handphonenya. Sesekali dia membawanya ke telinga kanannya dan sesekali dia mengutak-ngatik keyboard handphonenya dan membawanya kembali ke telinga kanannya, dan begitu seterusnya selama berulang kali.
.
(o^o)
.
Di dalam sebuah kamar yang lebih didominasi dengan warna biru muda dan putih terlihat seorang pemuda berambut kuning sedang tertidur di tempat tidurnya yang sangat luas.
Sejak tadi, handphonenya yang tergeletak di sebelah kirinya sudah berulang kali melantunkan sebuah lagu milik Akeboshi yang berjudul Wind. Tapi, sang pemilik handphone tidak pernah mengangkatnya karena dia sudah tertidur dengan pulasnya. Bahkan mungkin, suara sekeras apapun tidak akan bisa membangunkannya untuk saat ini.
"Bagaimana ini? Sejak tadi pagi, Tuan Muda tidak mau keluar kamar," gumam seorang pelayan yang berada di lantai bawah.
"Iya, apa terjadi sesuatu dengannya?" kali ini, terdengar suara khas lelaki.
"Kenapa kau juga ikut bertanya, Izumo," suara sang pelayan perempun yang bernama Isaribi terdegar sedikit membentak.
Sejak tadi, mereka berdua terus saja berada di depan tangga yang berada di lantai satu. Selalu saja menggumamkan hal yang tidak jelas. Terlihat, dari wajah mereka berdua, mereka sangat khawatir dengan keadaan sang majikan yang sejak tadi pagi tidak mau keluar dari kamarnya.
Tiba-tiba saja, ada seseorang yang menepuk pundak mereka berdua.
"Kalian berdua sedang apa di sini?" tanya orang tersebut yang ternyata adalah Chiyo, kepala pelayan di kediaman Namikaze. Umurnya yang sudah mencapai kepala enam tidak pernah mengurangi tenaganya selama ini. Dia selalu saja dapat membimbing semua pelayan dan penjaga rumah di situ dengan sangat terampil.
"Kami sedang menunggu Tuan Muda," sahut mereka serempak.
"Sesepuh sendiri?" lanjut Isaribi. Memang sudah seharusnya, semua pekerja di kediaman keluarga Namikaze yang jumlahnya melebihi angka lima puluh tersebut memanggil Chiyo dengan panggilan 'Sesepuh' untuk menghormatinya. Karena Chiyo sudah bekerja di sana saat Minato masih berumur dua tahun. Tentu saja, pada saat itu Chiyo masih sangatlah muda.
"Aku di sini sedang memastikan apa semua orang sudah mengerjakan tugasnya masing-masing," sahut Chiyo sambil menatap dua orang di hadapannya. "Sekarang, Izumo! Cepat kembali ke tempatmu bertugas. Apa kau mau membiarkan Kotetsu berjaga sendirian di depan?"
"Ba...baik Sesepuh," sahut Izumo dan segera melesat pergi dari tempat itu sebelum dia diomeli oleh Sesepuhnya itu.
"Kau, Isarabi! Tolong buatkan sup hangat untuk Tuan Muda sesudah dia keluar dari kamarnya nanti. Buatkan juga dia segelas teh hangat. Pastikan kau memberikannya dengan keadaan yang masih hangat. Mengerti?" perintah Chiyo.
"Baik Sesepuh," Isaribi pun segera melesat pergi ke dapur.
"Sejak semalam, aku mendengar suara air berjatuhan dari kamar Tuan Muda. Sepertinya, kelakukan Tuan Minato menurun kepada anaknya," gumamnya seakan mengetahui apa yang terjadi semalam di kamar majikan mudanya tersebut. Dan karena alasan itulah, dia menyuruh Isaribi untuk membuat makanan dan minuman hangat.
Sekitar setengah jam kemudian, terlihat mobil sedan berwarna hitam memasuki halaman depan rumah kediaman keluarga Namikaze. Beberapa detik usai mobil tersebut berhenti, terlihat sepasang suami istri dengan masih mengenakan pakaian kerja turun dari mobil itu dengan sangat terburu-buru. Nampak raut muka cemas dari sang istri.
Segera saja, mereka berdua memasuki rumah yang berada di hadapan mereka. Dengan sangat cepat, mereka berdua segera menaiki tangga menuju lantai dua. Tujuan mereka adalah kamar yang terletak di sebelah kanan tangga tersebut.
"Naruto! Naruto! Ini Mama, cepat keluar," teriak Kushina sambil menggedor-gedor pintu yang ada di hadapannya.
Dia pun segera memegang kenop pintu tersebut. Tapi, saat ingin memutarnya, kenop pintu tersebut lebih dulu berputar dan pintu pun mulai terbuka. Hampir saja, Kushina terjatuh. Tapi, dia berhasil menahan tubuhnya.
Kini, di hadapannya telah berdiri putra semata wayangnya dengan tatapan heran.
"Mama?" ucapnya.
Dengan cepat, Kushina pun segera memeluk putranya tersebut yang lebih tinggi darinya. Naruto pun tidak bisa berbuat apa-apa, selain membalas pelukan Kushina.
"Maaf, Naruto. Maafkan Mama dan Papa,"
"Eh? Maaf untuk apa?" ucap Naruto seolah tidak terjadi apa-apa.
"Maaf karena kami sudah membiarkanmu melakukan tugas itu," sahut Kushina sambil mengelus punggung anaknya. "Membunuh Kisame," bisik Kushina.
"A..aku sudah melupakannya, Ma. Lebih baik sekarang kita fokus saja pada masalah utamanya,"
Kushina pun segera melepas pelukannya. Dia kali ini bisa melihat dengan jelas raut wajah anaknya yang sedikit pucat dengan bibir yang masih membiru.
"Naruto, kamu tidak apa-apa? Kamu terlihat pucat? Kamu belum makan kan? Ayo, sekarang kita makan bersama,"
Sedangkan Naruto hanya bisa mengangguk.
"Naruto, berusahalah," ucap Minato tiba-tiba sambil mengacak-ngacak rambut anaknya.
Sekali lagi, Naruto hanya membalasnya dengan anggukan kepala.
.
(o^o)
.
"Huoamm..sudah jam setengah delapan malam. Kenapa waktu cepat sekali berjalan?" ucap seseorang kepada pantulannya yang ada di cermin. Dia sekarang sedang berada di dalam apartemennya.
Shikamaru Nara, itulah nama pemuda yang sekarang sedang mengenakan pakaian berwarna hijaunya yang dipadukan dengan celana panjang berwarna hitam, ditambah dengan jaket berwarna hitam. Rambutnya yang semula terurai, mulai diikatnya ke atas seperti gaya rambutnya yang biasa.
"Akhirnya selesai juga, benar-benar merepotkan," gumamnya setelah selesai mengikat rambutnya.
Dia pun mengambil bungkusan hitam yang sedari tadi tergeletak di atas tempat tidurnya dan segera keluar dari apartemennya.
Usai mengunci apartemennya, dia segera menuju halte bis terdekat guna menunggu bis agar ia bisa sampai di tempat tujuannya yaitu Hotel Kaito dengan tepat waktu.
Baru saja dia berjalan sekitar dua meter dari apartemennya, tiba-tiba saja ada orang yang memanggilnya dari arah belakang.
"Shikamaru," panggil orang tersebut setengah berteriak.
"Shikamaru," ulangnya lagi.
Merasa ada yang memanggilnya, dia pun berbalik dan yang pertama kali dia lihat adalah sebuah mobil berwarna ungu yang berhenti tepat di sebelahnya. Selang beberapa detik, keluarlah sosok perempuan dari mobil tersebut. Perempuan dengan rambut berwarna serupa dengan mobilnya.
"Kak Konan, kenapa kau bisa ada di sini?"
"Aku ingin menjemputmu. Ayo, cepat masuk," ucap perempuan tersebut yang ternyata bernama Konan.
"Hm, baiklah. Daripada aku harus naik bis," Shikamaru pun segera masuk ke dalam mobil tersebut, ia duduk di sebelah tempat duduk pengemudi.
Setelah Konan masuk ke dalam mobilnya, mobil tersebut pun melesat ke jalan raya.
.
(o^o)
.
"Naruto, cepat! Nagato sudah menunggumu di luar," teriak Kushina.
"Iya, Ma. Ini juga lagi turun," sahut Naruto sambil menuruni anak tangga rumahnya satu per satu.
Dia terlihat mengenakan celana panjang berwarna hitam dan di dalam jaket putihnya tersembunyi baju berwarna oranye. Di tangan kirinya dia memegang sebuah bungkusan berwarna hitam.
"Naruto, cepat,"
"Iya, Ma," Naruto segera keluar dari rumahnya dan segera masuk ke dalam sebuah mobil porche berwarna hitam milik Nagato. Dia pun mengambil tempat duduk di sebelah Nagato.
"Nagato, jaga Naruto baik-baik ya," pesan Kushina.
"Iya, Senior," sahut Nagato dari dalam mobilnya dengan kaca jendela mobil yang terbuka.
"Mama, apa-apaan sih. Aku ini kan bukan anak kecil lagi," gerutu Naruto.
"Iya, iya. Sekarang, kalian cepat berangkat,"
Mobil porche itu pun segera pergi meninggalkan pekarangan rumah keluarga Namikaze.
"Kak,"
"Apa?"
"Ngomong-ngomong, rekan yang Kakak bilang itu siapa?"
"Siapa ya? Aku beri petunjuk, dia itu sahabatmu sejak kecil dan salah satu anggota Seven Light," sahut Nagato tanpa memalingkan wajahnya.
"Itu sih sama saja,"
"Ya, coba saja kau tebak," masih tanpa memalingkan wajahnya.
Kali ini, Naruto tampak berpikir. Entah apa yang dipikirkannya. "Sepertinya aku tahu, dia itu Shikamaru kan?"
Nagato tidak menanggapi perkataan Naruto. Dia masih sibuk mengemudikan mobilnya.
"Kalau Kakak tidak menjawab, berarti aku benar kan?"
"Seperti yang kau katakan," akhirnya, Nagato pun menjawab juga.
.
(o^o)
.
"Shikamaru, bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tidak pernah bertemu,"
"Kabarku baik-baik saja, seperti yang Kak Konan lihat," sahut Shikamaru sambil melihat ke arah jendela mobil.
"Oh ya, sebenarnya kami bertiga meminta bantuan kepolisian Konoha untuk membantu penyelidikan," ucap Konan tiba-tiba yang membuat Shikamaru memalingkan wajahnya dari jendela. "Menurutmu bagaimana?" lanjutnya.
"Bagus juga meminta bantuan mereka. Walaupun tahun lalu mereka berhasil dibohongi oleh Seven Light, tapi mereka cukup hebat sudah dapat menyelidikinya sampai sana,"
"Hahaha..mereka berhasil dibohongi itu gara-gara kau kan yang mengatur strategi menggunakan mayat orang lain itu,"
"Iya, kau benar. Dan sekarang aku benar-benar menyesal telah melakukannya," Shikamaru terlihat sedikit menunduk menyesali kesalahannya yang telah bergabung dengan organisasi tersebut.
"Sudahlah, jangan seperti itu," Konan berusaha menghibur juniornya di FBI tersebut. "Kau bisa menebus semua kesalahanmu itu dengan menangkap dalang dari organisasi itu,"
"Iya, iya. Entah sudah berapa kali aku mendengarmu mengatakan hal itu, benar-benar menyebalkan,"
"Shikamaru, menurutmu siapa saja anggota kepolisian yang akan datang?" tanya Konan berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa kau berpikiran seakan-akan aku mengetahuinya?"
"Kau itu anggota The Seven Light. Pasti di setiap pertemuan, kalian membahas orang-orang yang mengincar kalian bukan?" tebak Konan.
"Tebakanmu benar,"
"Kalau begitu jawab pertanyaanku yang tadi,"
.
(o^o)
.
"Mungkin saja yang akan datang adalah Itachi Uchiha, salah satu Komandan kepolisian di Konoha. Neji Hyuuga, salah satu detektive di Konoha. Hana Inuzuka, bawahan Itachi yang bertugas melatih anjing pelacak. Shizune, salah satu detektive yang berasal dari Suna dan Kiba Inuzuka. Shizune dan Kiba adalah mata-mata yang ditugaskan untuk menyelidiki Kakashi. Kiba itu juga teman sekelasku," jelas Naruto panjang lebar.
"Hebat juga kepolisian Konoha itu. Mereka sudah berhasil menyimpulkan bahwa Kakashi berkaitan dengan organisasi itu," tanggap Nagato.
"Hmm..mereka memang cukup hebat,"
"Ada satu hal lagi yang ingin aku bicarakan denganmu. Kau tahu-"
"Tidak,"
"Aku belum selesai bicara, dengarkan dulu,"
"Ohh..belum ya, hehehe.." ucap Naruto disertai dengan tawa.
"Dengarkan baik-baik, Naruto. Kepolisian Konoha itu mau membantu kita, tapi mereka mengajukan sebuah persyaratan dan kami bertiga sudah menyetujuinya,"
"Persyaratan apa?"
.
(o^o)
.
"Mereka menyuruh kami untuk memberitahukan siapa saja tujuh orang anggota The Seven Light," sahut Konan tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan. "Sekarang bagaimana? Apa kau juga akan menyetujuinya?"
Hening sesaat menyergap mereka berdua. Konan nampak tidak berani berbicara lagi, ia masih menunggu apa yang akan dikatakan oleh seseorang di sebelahnya.
"Jika kalian bertiga sudah menyetujuinya, aku juga harus menyetujuinya. Mau bagaimana lagi?" sahutnya sambil mengangkat kedua bahunya.
"Tapi jika kita memberitahukan mereka, bukankah itu sama saja dengan membawa kalian bertujuh ke penjara,"
.
(o^o)
.
"Yah, mau bagaimana lagi. Itu adalah satu-satunya cara agar mereka mau membantu kita. Lagipula, kami bertujuh memang seharusnya dipenjara. Kami bertujuh adalah penjahat, itulah kenyataannya. Tapi nanti aku akan meminta mereka agar menangkap kami saat kita sudah berhasil menyelesaikan kasus ini," sahut Naruto dengan sebuah senyum yang menghiasi wajahnya.
"Kau itu nampak sangat tenang, Naruto,"
"Oh ya, kak. Kenapa kakak menyuruhku membawa ini?" tanya Naruto sembari mengangkat bungkusan yang sedari tadi ia bawa. "Sebenarnya jubah dan topeng Seven Light ini untuk apa?" tambahnya.
.
(o^o)
.
"Ohh...itu. Aku bermaksud untuk membuat kejutan buat mereka, karena mereka sudah membuat kita susah seperti ini," sahut Konan.
"Kejutan?" tanya Shikamaru.
"Iya, sebuah kejutan yang tak akan pernah mereka lupakan," Konan manjawabnya sambil sedikit tertawa.
"Maksudmu kejutan yang seperti apa?" Shikamaru yang biasanya sangat pandai entah mengapa sekarang dia tidak bisa menebak apa yang dipikirkan orang yang berada di sebelahnya.
.
(o^o)
.
"Jadi begini, nanti kau dan Shikamaru masuk ke tempat rapat melalui jendela di sebelah barat dan kalian berdua harus menggunakan jubah dan topeng Seven Light kalian. Apa kau bisa menebak apa yang akan terjadi?" tanya Nagato sambil melihat Naruto sekilas dan kembali fokus pada jalanan.
"Hah...aku sepertinya bisa membayangkan bagaimana wajah polisi-polisi tersebut saat melihat anggota Seven Light di depan mata mereka...hahahaha.. " sahut Naruto diiringi dengan tawa.
.
(o^o)
.
"Dan ingat, saat memasuki ruang rapat lewat jendela. Kau harus berhati-hati agar tidak ada orang yang melihat kalian, aku tidak ingin ada keributan," nasehat Konan.
"Ya, aku tahu," sahut Shikamaru dan kembali memalingkan wajahnya ke jendela karena dia tahu bahwa pembicaraan ini sudah berakhir.
.
(o^o)
.
Suasana di Hotel Kaito sudah mulai ramai seiring dengan rembulan yang mulai terlihat. Para tamu hotel yang sedari tadi berada di luar untuk berjalan-jalan, kali ini sudah mulai kembali ke hotel guna mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karena bejalan-jalan.
Hotel Kaito adalah salah satu hotel terbesar di Konoha. Hotel ini dapat memuat kurang lebih seratus ribu orang dengan fasilitasnya yang sangat lengkap melebihi fasilitas-fasilitas hotel lain yang ada di Konoha.
Salah satu tamu Hotel Kaito yang sangat puas dengan fasilitas hotel ini adalah Yahiko, seorang anggota FBI yang sedang menjalankan tugasnya di Konoha. Dia terlihat rapi dengan setelan jas hitam dan kemeja berwarna biru yang tersembunyi di dalamnya.
"Mereka itu datangnya lama sekali, sudah hampir jam delapan malam," celotehnya sembari melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.
TOK! TOK! TOK! TOK!
Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kamar hotelnya. Segera saja dia membukanya. Dan yang pertama kali terlihat adalah lima orang dengan pakaian jas khas kepolisian Konoha. Tiga orang laki-laki dan dua orang perempuan.
"Kalian pasti anggota kepolisian itu, ya?" tebaknya.
Dan lima orang tersebut menjawabnya dengan anggukan kepala.
"Kalau begitu silahkan masuk," ujar Yahiko dan ia pun segera mengunci pintu rapat-rapat setelah tamu-tamunya masuk kedalam kamar hotelnya yang terbilang sangat luas tersebut.
"Sebelumnya, perkenalkan namaku Yahiko. Senang bertemu dengan kalian," ucap Yahiko memperkenalkan diri.
"Namaku Neji Hyuuga, detektif di Konoha," ucap lelaki dengan mata lavender.
"Aku Hana Inuzuka,"
"Aku Shizune, detektif dari Suna,"
"Aku Kiba Inuzuka,"
"Aku tidak perlu mempekenalkan diriku, bukan? Tidak mungkain kau lupa denganku,"
"Tentu saja aku masih ingat denganmu. Mana mungkin aku lupa dengan orang yang selalu menjadi sainganku di kelas sewaktu masih di Senior High school. Bukan begitu, Itachi?" ujar Yahiko.
"Lama tidak berjumpa, Yahiko. Bagamana kabarmu?"
"Kabarku baik-baik saja,"
"Jadi, kalian berdua sudah saling kenal?" celoteh Hana tiba-tiba.
"Kau tahu Hana? Dia itu teman sekelasku sewaktu aku masih bersekolah di Konoha Senior High School," sahut Itachi.
"Baiklah, sudah cukup. Sekarang, sebaiknya kalian masuk dulu ke dalam. Tidak baik jika kita berbicara sambil berdiri,"
Yahiko pun mengantarkan mereka ke dalam ruang tamu. Di ruang tamu tersebut terdapat sebuah meja yang tidak terlalu besar yang dikelilingi oleh beberapa sofa.
"Tunggu dulu, aku hampir lupa. Sebelumnya, aku ingin kalian menaruh senjata dan alat komunikasi kalian di atas meja yang ada di sana dan tolong alat komunikasi kalian dimatikan," ujar Yahiko sambil menunjuk meja kecil yang ada di ujung ruang tamu.
"Untuk apa? Kau pikir kami akan merekam pembicaraan di sini," Neji sepertinya tidak setuju dengan permintaan Yahiko.
"Bukan begitu, aku hanya tidak suka pada saat aku dan teman-temanku menjelaskan masalahnya, ada bunyi telepon yang memutus pembicaraan kami," sahut Yahiko. Dan akhirnya, kelima orang tersebut menuruti permintaan Yahiko.
"Sekarang, kalian silahkan duduk,"
Itachi, Neji dan Kiba duduk di sofa panjang yang mampu memuat lebih dari tiga orang dewasa. Sedangkan Hana duduk di sofa tunggal yang terletak di sebelah Itachi dan Shizune duduk di sofa tunggal yang terletak di sebelah Kiba. Yahiko sendiri duduk di sofa panjang yang ada di hadapan Itachi, Neji dan Kiba.
"Aku belum bisa memulai pembicaraan ini sebelum semua anggota rapat ini lengkap," ujar Yahiko tiba-tiba.
"Ya, kami mengerti," sahut Itachi.
TOK! TOK! TOK! TOK!
Lagi-lagi, terdengar pintu kamar Yahiko diketuk oleh seseorang.
"Sepertinya itu mereka," Yahiko pun segera bangun untuk membukakan pintu.
Tidak kurang dari dua menit, Yahiko pun masuk kembali ke ruang tamu dengan dua orang yang mengikutinya dari belakang.
"Nah, perkenalkan. Yang ini bernama Nagato," ucap Yahiko sambil menunjuk lelaki dengan rambut merah gelap. "Dan yang ini Konan," lanjutnya sambil menunjuk wanita berambut ungu yang berdiri di sebelahnya.
"Senang bertemu dengan kalian," ucap Nagato dan Konan bebarengan.
"Kalau begitu, bisa kita mulai sekarang?" tanya Kiba tiba-tiba.
"Sebelumnya, ini soal permintaan kalian. Kami akan memberitahukan ketujuh anggota The Seven Light dengan syarat kalian tidak boleh menangkap mereka dulu sebelum kita berhasil menangkap ketua dari Seven Light," Nagato mulai bersuara.
"Dan yang akan memberitahukannya bukan kami melainkan dua orang junior kami di FBI. Mereka akan datang sebentar lagi," tambah Konan sambil duduk di sebelah Yahiko dan Nagato yang sudah duduk terlebih dahulu.
"Kenapa bukan kalian saja yang memberitahukannya?" tanya Neji.
"Itu karena-" belum selesai Nagato menjawab pertanyaan dari Neji. Tiba-tiba saja ada dua sosok makhluk yang masuk lewat jendela di belakang Yahiko, Nagato dan Konan. Memang sejak tadi, jendela itu terus terbuka.
Spontan, delapan orang yang ada di ruangan tersebut berdiri dengan raut wajah yang berbeda. Tiga di antaranya memasang wajah biasa saja. Sedangkan lima yang lainnya memasang wajah takut dan terkejut dengan dua sosok yang sekarang berdiri di hadapan mereka.
Dua sosok itu mengenakan jubah dan topeng. Yang satu berwarna oranye dan yang satu lagi berwarna hijau.
"Ka..kalian O..orange Light dan Gre..green L..Light," suara Itachi terdengar sedikit bergetar. Tangannya sudah masuk ke dalam jasnya guna mencari senjata api yang dengan setia selalu menemaninya, tapi dia lupa kalau senjatanya sudah tidak ada bersamanya lagi.
"Wah, sepertinya kalian sangat terkejut dengan kedatangan kami berdua," Orange Light mulai berbicara.
"Su..suara itu se..seper..tinya aku per..pernah mende..ngarnya," Kiba juga mulai ketakutan.
"Kami datang kemari karena kami mendengar kalian berlima ingin mengetahui siapa saja anggota Seven Light, bukan?"
Tidak ada satu pun orang di sana yang menanggapi pertanyaan Green Light. Tiba-tiba mereka berdua membuka tudung jubah mereka dan secara perlahan mereka mulai membuka topeng mereka. Dan kali ini terlihat dengan jelas siapa sebenarnya Orange Light dan Green Light.
"Na..Naruto, Shi..Shikamaru," ujar lima orang selain Nagato, Yahiko dan Konan.
"Hai, semua. Senang bertemu dengan kalian di sini," sapa Naruto disertai dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Dia dan Shikamaru mulai melepas dan meletakkan jubah mereka dengan sembarangan di atas lantai. Mereka pun duduk di sofa yang tadi diduduki oleh Yahiko, Nagato dan Konan.
"Kalian berlima, kenapa masih berdiri? Duduklah," lagi-lagi Naruto berbicara.
Mereka berlima pun saling menatap dan akhirnya memutuskan untuk duduk kembali. Sedangkan Yahiko, Nagato dan Konan memilih berdiri di belakang sofa yang diduduki oleh junior mereka.
"Ja..di kalian berdua adalah anggota Seven Light?" tanya Neji yang tidak percaya melihat sahabat adik sepupunya adalah penjahat yang selama ini dicari.
"Seperti yang kalian lihat," sahut Shikamaru. "Sekarang kami berdua akan memberitahukan tujuh orang anggota The Seven Light kepada kalian. Dan kuharap kalian bersiap-siap saja sebelum mendengarnya," tambah Shikamaru.
"Red Light adalah Kushina Namikaze. Orange Light adalah aku. Yellow Light adalah Minato Namikaze," ucap Naruto.
"Green Light adalah aku. Blue Light adalah Sasuke Uchiha. Indigo Light adalah Hinata Hyuuga dan Purple Light adalah Ino Yamanaka. Bagaimana? Sekarang apa yang kalian lakukan?" lanjut Shikamaru.
.
.
.
Chapter 6 -end-

0 komentar:

Posting Komentar

Cara mudah berkomentar:
1. Isi kolom komentar
2. Pilih berkomentar sebagai anonymous
3. Publikasikan
:)
put u'r comment here.