English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translete Menu
Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info

-Total Readers-

Don't Be a Silent Readers, Put Your Comment Here :)

Senin, 02 Januari 2012

The Seven Light Chapter 2

.
.
.
Disclaimer:
Naruto dengan karakter-karakternya milik Tuan Masashi Kishimoto
.
.
The Seven Light milik saya aka Tania Namikaze
(AU, sedikit OOC, mungkin ada typo, dll)
.
.
Summary:
Setelah setahun menghilang, The Seven Light akhirnya kembali. Organisasi yang berisikan tujuh orang berbakat dengan satu pemimpin itu mulai melakukan pembunuhan yang tidak jelas tujuannya. Apa yang akan terjadi pada organisasi ini jika salah satu anggotanya mulai berpikirann untuk melenyapkan organisasi tersebut?
.
.
.
Chapter Sebelumnya:
.
.
.
Tenten mulai angkat bicara, "aku beritahu ya, The Seven Light adalah sebuah organisasi di dunia hitam yang tidak memiliki tujuan yang jelas. Organisasi ini memiliki anggota sebanyak tujuh orang sesuai dengan namanya. Dan orang-orang sampai sekarang masih belum mengetahui siapa mereka semua, bahkan detective dari kepolisian Konoha kesulitan menangkap mereka,"
"Ketujuh orang itu selalu memakai jubah dan topeng saat beroperasi sehingga para polisi tidak bisa mengenali mereka, bahkan rambut mereka pun tidak terlihat karena tertutupi jubah. Warna jubah dan topeng mereka sama seperti warna pelangi yaitu, merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Aku juga sempat mendengar bahwa mereka bertujuh memiliki pemimpin yang memberi perintah pada mereka semua," lanjut Sakura.
"Mereka mulai beroperasi sejak tiga tahun lalu. Saat itu mereka selalu mencuri permata bersejarah di setiap negara, entah apa yang mereka lakukan pada permata itu. Setiap selesai beroperasi, mereka selalu meninggalkan sebuah surat," tambah Ino.
"Tapi, setahun yang lalu, polisi Konoha memberi kabar bahwa mereka telah berhasil menangkap dan membunuh ketujuh orang tersebut. Aku pikir setelah itu, polisi Konoha akan memberitahukan identitas mereka. Tapi, mereka hanya menutup mulut dan tidak mau berbicara apa-apa. Pada saat itu, aku memang sempat merasa lega. Tapi, setelah kejadian pembunuhan ini, aku menjadi khawatir, khawatir kalau mereka bertujuh masih hidup sampai sekarang," tambah Kiba.
"Dan nama mereka bertujuh adalah Red Light, Orange Light, Yellow Light, Green Light, Blue Light, Indigo Light dan Purple Light," Sakura pun mengakhiri cerita tersebut.
.
.
.
Chapter 2
Sang raja siang sekarang sudah berada tepat di atas Konoha dan jam sudah menunjukan pukul duabelas siang. Seluruh siswa Konoha Senior High School sudah banyak yang keluar dari sekolahnya karena sudah waktunya mereka pulang ke rumah mereka masing-masing.
"Ino, pulang bareng yuk?"
"Maaf Sakura, sekarang aku mau ke toko bunga dulu. Lain kali saja ya," sahut Ino sambil mengambil tasnya dan segera ke luar kelas dengan sangat cepat.
Saat berjalan di koridor, tak sengaja Ino berpapasan dengan Kakashi Hatake. Saat berpapasan mereka berdua berhenti sejenak dan Kakashi membisikan sesuatu kepada Ino.
"Malam ini jam sepuluh, beritahu yang lain," Kakashi segera beranjak dari tempat itu sedangkan Ino meneruskan perjalanannya.
'Dasar! Dia suka sekali memberi pemberitahuan mendadak,' batin Ino. Dia segera mengambil handphone miliknya lalu mengirim pesan kepada enam nama yang terdapat di kontak miliknya. Beberapa menit kemudian, pesan itu sudah sampai kepada enam orang tersebut.
.
(o^o)
.
"Cih! Merepotkan saja," terdengar keluhan dari seorang anak yang baru saja membaca pesan dari handphonenya.
"Kau kenapa Shikamaru?" Chouji merasa aneh dengan sahabatnya itu.
"Tidak ada, hanya ada pesan dari seseorang yang merepotkan," dia segera menghapus pesan yang baru saja dia baca, agar tidak ada orang lain yang membaca pesan tersebut.
.
(o^o)
.
Drrt! Drrt! Drrt!
Handphone milik gadis Hyuuga itu bergetar di dalam tasnya.
'Ada pesan,' batinnya. Dia segera mengambil handphone miliknya dan memencet salah satu tombol. Layar handphone itu segera menampilkan sebuah pesan yang berisi:
Nanti malam jam 10, jangan terlambat.
.
.
From: P.L.
"Ada rapat ya," gumamnya. Jemari-jemari lentiknya sekarang mulai bekerja dengan cepat di atas keyboard handphonenya berusaha menghapus pesan yang baru saja dia terima.
"Sudah terhapus,"
Dia segera pergi dari kelasnya dan menuju gerbang sekolahnya.
'Sekarang aku harus pulang pakai apa? Gara-gara Kak Neji ada rapat di kepolisian, aku harus pulang sendiri,' Hinata masih termenung di depan gerbang Konoha Senior High School.
"Lebih baik pulang naik taxi,"
"Kenapa pulang naik taxi? Gimana kalau aku saja yang mengantarmu sampai rumah, Hinata?" sapa seseorang yang tiba-tiba saja muncul di belakang Hinata.
"Na..Naruto? Ka..kau be..lum pulang?" wajah Hinata mulai memerah dan bibirnya serasa sangat sulit untuk berbicara.
"Sekarang aku mau pulang. Gimana? Kau mau kan, aku antar pulang? Kebetulan aku sekarang sedang membawa motor,"
"I..iya," sahut Hinata sambil menundukkan wajahnya.
"Tunggu di sini ya, aku mau ngambil motor dulu di parkiran," Naruto segera berlari dari tempat itu.
Beberapa menit kemudian, Naruto sudah kembali dengan mengendarai motor scoopy hitamnya.
"Hinata, ayo cepat naik,"
Hinata pun menaiki motor tersebut dan duduk di belakang Naruto dengan duduk menyamping karena dia memakai rok.
"Pegangan erat-erat," saran Naruto. Hinata segera memeluk pinggang Naruto dari belakang dan menyandarkan kepalanya di punggung Naruto dengan wajahnya yang dihiasi semburat merah.
Naruto segera menjalankan motornya dan mulai memasuki jalanan Konoha yang hari ini tidak terlalu panas dan tidak ada kemacetan sehingga Naruto tidak perlu susah-susah mencari jalan pintas.
"Hinata,"
"Ya?"
"Tidak terasa ya, kita sudah bersahabat selama sepuluh tahun. Dan sekarang kau sudah berubah,"
"Maksudmu?"
"Ya berubah, kau tambah dewasa, pintar, berani dan juga tambah cantik," seketika, kata-kata Naruto membuat wajah Hinata menjadi lebih merah dari yang tadi.
"Kau ter..la..lu me..mujiku, Na..Naruto," sekarang Naruto dapat melihat wajah Hinata yang memerah dari kaca spion sepeda motornya.
"Kau terlihat sangat manis jika wajahmu memerah, Hinata,"
"Sudah Naruto, hentikan! Kau jangan menggodaku terus," jawab Hinata sedikit membentak bahkan dia pun melupakan kegagapannya.
"Hahahaha..Hinata, tiba-tiba saja gagapmu hilang ya? Hahaha.."
"Hentikan Naruto,"
Sekarang, keheningan mulai menyergap mereka berudua. Hanya suara kendaraan yang terdengar. Tidak ada satu pun dari mereka yang berani memulai pembicaraan sampai akhirnya Naruto membuka mulutnya untuk berbicara.
"Hinata, soal organisasi Seven Light itu, aku dengar kau memilih bergabung lagi ya?"
"Iya, lagipula sejak organuisasi ini dibentuk, aku memang termasuk salah satu anggotanya, kan? Bagaimana dengan dirimu?" kalau pembicaraan mulai ke arah sini, maka kegagapan Hinata pun akan otomatis menghilang.
"Aku juga kembali bergabung sama seperti yang lain, tidak ada anggota baru," sahutnya. "Hm Hinata, boleh aku tahu apa alasannya kau bergabung kembali?"
"Itu.." kata-kata Hinata terhenti sejenak. Sedangkan Naruto masih dengan sabar menunggu jawaban dari sahabatnya itu.
"Itu karena aku ingin menjadi orang yang tidak lemah, aku tidak ingin menjadi Hinata yang dulu. Hinata yang selalu saja menangis, Hinata yang selalu saja minta pertolongan kepadamu dan Kak Neji. Aku tidak ingin menjadi Hinata yang seperti itu. Aku ingin berubah. Hanya itu," sahutnya panjang lebar.
"Walau hal itu mengharuskanmu untuk melakukan kejahatan?"
"Aku pikir itu bukanlah tindak kejahatan, kau mengetahui hal itu kan, Naruto. Dulu, kita mencuri permata itu agar para pemerintah negara tidak menggunakannya untuk berfoya-foya, kita mencurinya lalu menggunakannya untuk memberikan penghidupan bagi penduduk-penduduk kurang mampu. Bukannya kau juga menyetujui hal tersebut? Lalu, untuk pembunuhan ini, pasti ketua memiliki alasan tertentu. Aku sangat yakin dan sangat percaya pada ketua,"
Baru kali ini, Naruto kalah berbicara dari seorang perempuan, "aku rasa juga begitu."
"Kau sendiri? Mengapa kau memutuskan untuk bergabung kembali?" kali ini giliran Hinata yang bertanya.
"Oh itu. Mm..itu karena aku.." Naruto diam sebentar. 'Karena aku dengar kau bergabung kembali dan aku memutuskan untuk ikut bergabung. Itu semua kulakukan agar bisa melindungimu, melindungi gadis yang sejak dulu sangat aku cintai,' sahut Naruto dalam hati.
"Naruto? Kenapa kau diam? Lalu alasanmu apa?" sontak, pertanyaan Hinata membangunkan Naruto dari lamunannya.
"Ah i..iya Hinata, maaf. Tadi aku melamun. Alasanku.." Naruto lagi-lagi terdiam. "Hinata, kita sudah sampai di depan rumahmu," Naruto berusaha mengalihkan pembicaraan.
Naruto memberhentikan motornya tepat di depan sebuah mansion bergaya Jepang-Eropa yang tidak kalah mewah dengan rumahnya sendiri. Hinata segera turun dari motor Naruto.
"Soal pertanyaan yang tadi, lain kali saja kujawab,"
"I..iya. Ti..dak apa-a..pa kok Na..Naruto," gagap Hinata pun kembali.
"Kalau begitu, aku pulang yah,"
"Ya, teri..ma..makasih, Naru..Naruto," sahut Hinata sembari menundukkan wajahnya.
Selang beberapa menit, Naruto sudah sampai di depan sebuah mansion bergaya Eropa-klasik yaitu rumahnya sendiri. Segera saja dia masuk ke dalam rumahnya.
"Tuan Muda sudah pulang, makan siangnya sudah siap," sambut pembantunya yang bernama Isaribi.
"Papa dan Mama di mana?"
"Tuan dan Nyonya sedang pergi ke luar,"
"Oh ya sudah. Tolong makan siangku di bawa ke kamar saja, aku malas makan di meja makan,"
"Baik Tuan Muda, saya akan segera membawakannya," sahut Isaribi sambil menundukkan kepalanya.
Naruto segera menuju kamarnya yang berada di lantai atas. 'Benar. Bukan hanya karena Hinata. Aku memutuskan bergabung kembali agar aku bisa dekat dengan orangtuaku yang memiliki sedikit waktu luang itu,' batinnya.
"Haah.." ia menghela nafas. "Aku memang menyedihkan," gumamnya.
Jauh dari mansion keluarga Namikaze, terdapat sebuah mobil porche berwarna abu-abu yang sedang melaju lumayan kencang di jalanan Konoha. Orang yang mengendarainya memakai baju khas kepolisian Konoha.
"Sial. Kalau begini, aku bisa terlambat," gumamnya. "Itachi itu suka sekali membuat rapat dadakan seperti ini," lanjutnya sembari menambah kecepatan mobilnya.
.
.
Chapter 2 -the end-

0 komentar:

Posting Komentar

Cara mudah berkomentar:
1. Isi kolom komentar
2. Pilih berkomentar sebagai anonymous
3. Publikasikan
:)
put u'r comment here.